Sherlock Holmes merupakan tokoh detektif fiksi ciptaan Sir Arthur Conan Doyle, seorang pengarang dan dokter berkebangsaan Skotlandia. Ia pertama kali muncul pada tahun 1887, menjadi tokoh dalam empat novel dan 56 cerita pendek. Ia juga telah banyak diadaptasi ke dalam film layar lebar dan serial.
Dan, inilah 10 fakta menarik tentang Sherlock Holmes:
1. Sherlock Holmes awalnya akan disebut Sherrinford.
Dipilihnya nama Sherlock, mungkin karena nama yang disandang oleh seorang pemain kriket. Sir Arthur Conan Doyle, pencipta Holmes, adalah seorang penggemar kriket dan nama ‘Sherlock’ tampaknya telah mengakar kuat dalam ingatannya. Doyle juga merupakan seorang pemain kriket, antara tahun 1899-1907 ia bermain di pertandingan kelas atas untuk Marylebone Cricket Club–cukup sesuai, karena Baker Street terletak di distrik Marylebone London.
Dipilihnya nama Sherlock, mungkin karena nama yang disandang oleh seorang pemain kriket. Sir Arthur Conan Doyle, pencipta Holmes, adalah seorang penggemar kriket dan nama ‘Sherlock’ tampaknya telah mengakar kuat dalam ingatannya. Doyle juga merupakan seorang pemain kriket, antara tahun 1899-1907 ia bermain di pertandingan kelas atas untuk Marylebone Cricket Club–cukup sesuai, karena Baker Street terletak di distrik Marylebone London.
2. Novel Sherlock Holmes pertama merupakan karya yang gagal.
Sang detektif melakukan debutnya dalam novel A Study in Scarlet (1887), ditulis oleh Doyle pada usia 27 tahun hanya dalam waktu tiga minggu. Seperti diketahui, Doyle terinspirasi oleh seorang dosen dari kehidupannya yang nyata di University of Edinburgh. Dosen itu ialah Dr. Joseph Bell, yang bisa mendiagnosis pasien hanya dengan melihat mereka ketika mereka masuk ke kamar operasinya. Pengaruh penting lainnya adalah fiksi detektif karya Edgar Allan Poe dan C. Auguste Dupin. Doyle menulis buku ketika ia berjuang mengejar operasi sang dokter di Portsmouth. Novel ini ditolak oleh banyak penerbit hingga akhirnya diterbitkan saat perayaan tahunan Natal Beeton (dinamai dari suami Mrs. Beeton). Novel ini tidak laku, kurang lebihnya seperti tenggelam tanpa jejak.
Sang detektif melakukan debutnya dalam novel A Study in Scarlet (1887), ditulis oleh Doyle pada usia 27 tahun hanya dalam waktu tiga minggu. Seperti diketahui, Doyle terinspirasi oleh seorang dosen dari kehidupannya yang nyata di University of Edinburgh. Dosen itu ialah Dr. Joseph Bell, yang bisa mendiagnosis pasien hanya dengan melihat mereka ketika mereka masuk ke kamar operasinya. Pengaruh penting lainnya adalah fiksi detektif karya Edgar Allan Poe dan C. Auguste Dupin. Doyle menulis buku ketika ia berjuang mengejar operasi sang dokter di Portsmouth. Novel ini ditolak oleh banyak penerbit hingga akhirnya diterbitkan saat perayaan tahunan Natal Beeton (dinamai dari suami Mrs. Beeton). Novel ini tidak laku, kurang lebihnya seperti tenggelam tanpa jejak.
3. Novel Sherlock Holmes kedua adalah hasil dari pesta makan malam bersama Oscar Wilde.
Orang pertama yang mengagumi novel ini adalah sang editor, Joseph Stoddart, ia adalah editor majalah bulanan Lippincott itu. Pada sebuah pesta makan malam pada tahun 1889, dia meyakinkan Doyle menulis novel kedua dengan menampilkan detektif, untuk diterbitkan secara serial di majalah. Wilde, yang saat itu hadir pada makan malam, juga sepakat menulis novel untuk majalah tersebut—novel satu-satunya yang ia tulis, The Picture of Dorian Gray.
Orang pertama yang mengagumi novel ini adalah sang editor, Joseph Stoddart, ia adalah editor majalah bulanan Lippincott itu. Pada sebuah pesta makan malam pada tahun 1889, dia meyakinkan Doyle menulis novel kedua dengan menampilkan detektif, untuk diterbitkan secara serial di majalah. Wilde, yang saat itu hadir pada makan malam, juga sepakat menulis novel untuk majalah tersebut—novel satu-satunya yang ia tulis, The Picture of Dorian Gray.
4. Sherlock Holmes tidak selalu memakai topi pemburu rusa.
Citra khas Holmes mengenakan topi pemburu rusa merupakan ilustrasi yang buat untuk perayaan yang disertai cerita pendek, yang muncul di majalah Strand dari 1891. Ini adalah awal mula muncul cerita Sherlock Holmes menjadi sensasi di seluruh dunia. Sidney Paget, yang menggambar ilustrasi, memiliki gambaran Holmes mengenakan pemburu rusa, ketika sang detektif menyelidiki misteri di desa-desa kecil, tetapi kebanyakan orang berpikir sang detektif selalu mengenakan topi saat menyelidiki kasus.
Citra khas Holmes mengenakan topi pemburu rusa merupakan ilustrasi yang buat untuk perayaan yang disertai cerita pendek, yang muncul di majalah Strand dari 1891. Ini adalah awal mula muncul cerita Sherlock Holmes menjadi sensasi di seluruh dunia. Sidney Paget, yang menggambar ilustrasi, memiliki gambaran Holmes mengenakan pemburu rusa, ketika sang detektif menyelidiki misteri di desa-desa kecil, tetapi kebanyakan orang berpikir sang detektif selalu mengenakan topi saat menyelidiki kasus.
5. Sherlock Holmes adalah karakter fiksi paling banyak difilmkan.
Menurut IMDb, Holmes telah tampil dalam 226 film dan telah dimainkan oleh puluhan aktor yang berbeda sejak kemunculan pertamanya di bioskop pada akhir abad ke 19.
Menurut IMDb, Holmes telah tampil dalam 226 film dan telah dimainkan oleh puluhan aktor yang berbeda sejak kemunculan pertamanya di bioskop pada akhir abad ke 19.
6) Sherlock Holmes bukanlah karakter fiksi paling sering difilmkan.
Jika Anda tidak memasukan karakter non-manusia (atau manusia parsial). Dracula telah difilmkan lebih sering daripada sang detektif, yaitu 239 kali. Tapi, karena Dracula adalah manusia parsial, separuh vampir-separuh manusia, maka Holmes adalah karakter utuh manusia dari karya fiksi yang paling sering difilmkan.
Jika Anda tidak memasukan karakter non-manusia (atau manusia parsial). Dracula telah difilmkan lebih sering daripada sang detektif, yaitu 239 kali. Tapi, karena Dracula adalah manusia parsial, separuh vampir-separuh manusia, maka Holmes adalah karakter utuh manusia dari karya fiksi yang paling sering difilmkan.
7. Sherlock Holmes tidak melakukan Deduksi.
Seandainya, jika kita ingin menganalisi hal teknis secara akurat, Holmes biasanya menggunakan proses logis yang dikenal sebagai abduction. Perbedaan antara penalaran deduktif dan abduktif adalah bahwa yang terakhir ini lebih didasarkan pada kesimpulan dari pengamatan, di mana kesimpulan yang ditarik tidak selalu tentu benar. Namun, dalam deduksi, kesimpulan yang ditarik dari data yang tersedia pasti selalu benar. Namun lantaran Holmes selalu punya alasan yang tampaknya tepat, bisa jadi itu merupakan deduksi!
Seandainya, jika kita ingin menganalisi hal teknis secara akurat, Holmes biasanya menggunakan proses logis yang dikenal sebagai abduction. Perbedaan antara penalaran deduktif dan abduktif adalah bahwa yang terakhir ini lebih didasarkan pada kesimpulan dari pengamatan, di mana kesimpulan yang ditarik tidak selalu tentu benar. Namun, dalam deduksi, kesimpulan yang ditarik dari data yang tersedia pasti selalu benar. Namun lantaran Holmes selalu punya alasan yang tampaknya tepat, bisa jadi itu merupakan deduksi!
8. Holmes tidak pernah mengatakan “Elementary, my dear Watson.”
Tidak ada dalam novel kanon Conan Doyle dan cerita asli. Holmes mengatakan “Elementary!” dan “my dear Watson”pada beragam plot, tetapi gagasan menempatkan mereka bersama-sama kemudian jadi meme, yang mungkin timbul karena upaya mengatakan ‘dear’. Frasa itu pertama kali terekam dalam novel Psmith, Journalist, karya P.G. Wodehouse tahun 1915.
Tidak ada dalam novel kanon Conan Doyle dan cerita asli. Holmes mengatakan “Elementary!” dan “my dear Watson”pada beragam plot, tetapi gagasan menempatkan mereka bersama-sama kemudian jadi meme, yang mungkin timbul karena upaya mengatakan ‘dear’. Frasa itu pertama kali terekam dalam novel Psmith, Journalist, karya P.G. Wodehouse tahun 1915.
9. The Sherlock Holmes Museum bukan di 221B Baker Street.
Meskipun museum di London menggunakan alamat resmi 221B sesuai dengan alamat dari cerita. Faktanya bangunan museum tersebut terletak di antara 237 dan 241 Baker Street, sehingga secara fisik museum itu-jika tidak resmi-berada di nomor 239.
Meskipun museum di London menggunakan alamat resmi 221B sesuai dengan alamat dari cerita. Faktanya bangunan museum tersebut terletak di antara 237 dan 241 Baker Street, sehingga secara fisik museum itu-jika tidak resmi-berada di nomor 239.
10. Hal-hal lain tentang Sir Arthur Conan Doyle penulis Sherlock Holmes.
Di antara seabreg prestasinya antara lain, kampanye hukumnya mempengaruhi pembentukan Pengadilan Tinggi Pidana. Mendapatkan gelar kebangsawanan bukan untuk prestasinya dalam fiksi, hukum, atau obat-obatan, melainkan untuk karya jurnalistik selama Perang Boer Kedua. Sebuah cerita yang ia tulis pada tahun 1880-an mempopulerkan mitos Mary Celeste. Dia menulis novel sejarah dihargai lebih tinggi dari fiksi detektif. Winston Churchill setuju, dan penggemar setia novel sejarah. Doyle juga menulis roman fiksi ilmiah, seperti The Lost World(1912), yang kemudian menginspirasi Jurassic Park karya Michael Crichton, dan diankat ke film oleh Steven Spielberg (The Lost World merupakan sekuel yang didedikasikan untuk menghormati Doyle). Dia juga pernah menyelesaikan sebuah kasus hukum: bacalah novel Julian Barnes, Arthur and George untuk kasus yang paling terkenal dalam kehidupan nyatanya.[]
Di antara seabreg prestasinya antara lain, kampanye hukumnya mempengaruhi pembentukan Pengadilan Tinggi Pidana. Mendapatkan gelar kebangsawanan bukan untuk prestasinya dalam fiksi, hukum, atau obat-obatan, melainkan untuk karya jurnalistik selama Perang Boer Kedua. Sebuah cerita yang ia tulis pada tahun 1880-an mempopulerkan mitos Mary Celeste. Dia menulis novel sejarah dihargai lebih tinggi dari fiksi detektif. Winston Churchill setuju, dan penggemar setia novel sejarah. Doyle juga menulis roman fiksi ilmiah, seperti The Lost World(1912), yang kemudian menginspirasi Jurassic Park karya Michael Crichton, dan diankat ke film oleh Steven Spielberg (The Lost World merupakan sekuel yang didedikasikan untuk menghormati Doyle). Dia juga pernah menyelesaikan sebuah kasus hukum: bacalah novel Julian Barnes, Arthur and George untuk kasus yang paling terkenal dalam kehidupan nyatanya.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar